Dalam persaingan untuk menjadi pemimpin Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), debat antara calon ketua dan wakil ketua menjadi penting untuk mengungkapkan visi dan komitmen mereka terhadap pengembangan keterampilan dan bakat siswa. Salah satu isu sentral yang dibahas dalam debat adalah bagaimana pengembangan keterampilan dan bakat siswa harus diatur dan didukung oleh OSIS.
Pada debat pertama (06/05), isu yang diangkat berkaitan dengan siswa yang ingin mengikuti ekstrakurikuler tetapi mungkin tidak memiliki bakat yang jelas dalam bidang tersebut. Salah satu kandidat menanggapi dengan mengusulkan pendekatan yang mengedepankan keberanian siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler, terutama yang non-akademik. Namun, kekurangan dalam debat ini adalah pengulangan frasa “saya setuju dengan argumen dari kandidat lain,” yang menjadikan debat ini kurang menarik bagi audiens, karena argumen nya yang selalu sependapat.
Dalam merespon isu-isu seperti ini, calon ketua dan wakil ketua OSIS perlu menawarkan gagasan dan strategi yang orisinal dan berkesan. Hal ini tidak hanya akan memperkaya debat tetapi juga memperlihatkan pemahaman mendalam mereka terhadap kebutuhan siswa dan peran OSIS dalam mendukung pengembangan mereka.
